Analisa Tajam Piet Luntungan Soal Hancurnya Harga Kopra

Home / Opini / Analisa Tajam Piet Luntungan Soal Hancurnya Harga Kopra

AIRMADIDI – Harga kopra terus anjlok. Ini menjadi perhatian Piet J. Luntungan, mantan anggota DPRD Minut

Berikut analisanya yang dikirim ke Tribunmanado melalui aplikasi WhatsApp:

Dewasa ini, petani kelapa sangat menderita karena sepanjang zaman daerah Nyiur melambai yang terkenal di dunia dengan produksi buah kelapanya mengalami nilai ekonomisnya sangat rendah, tidak masuk diakal dan sangat menyengsarakan petani kelapa. Kelapa tidak lagi memilik nilai ekonomis dengan harganya Rp 1000 per kg untuk buah kelapa.

Hal ini bisa dilihat dari perhitungan di bawah ini ;

Biaya panjat perbuah Rp 300
Biaya kumpul Rp.100
Biaya transport untuk roda sapi sampai jalan oto Rp.50
Biaya kupas kelapa Rp. 100
Biaya transport ke pengumpul Rp. 100
Biaya utk pemeliharan dan pembersihan kebun dan lain-lain Rp. 200. Total biaya 850 .Sementara untuk pendapatan petani Rp 150.

Petani yang memiliki 100 pohon untuk luas tanah 1 ha pendapatannya pertiga bulan 100 phn x 20buah × 150 per buah = rp 300.000.Pendapatan per bulan Rp 300000 : 3 bulan= Rp 100.000 untuk 100 pohon kelapa dengan luas lahan 1ha.

Harga kelapa yang sangat rendah ini bagi petani sangat tidak masuk akal dengan alasan bahwa :

1. Semua produk buah kelapa daging tempurung sabut diexport kemanca negara dengan US DOLAR.

2. TIDAK ADA produk dari buah kelapa yang dijual di dalam negeri

3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah dimana nilai US dolar menguat seharusnya harga kelapa harus naik.

4. Sampai awal 2018 harga kelapa per kg mencapai Rp.2500 karena banyak pembeli-pembeli kelapa yang export langsung ke China. Tapi pada saat pembeli-pembeli dilarang melakukan pembelian oleh pemerintah dinas perdagangan maka harga kelapa langsung anjlok terjun bebas.

5. Pengalaman setiap ada pemilu atau pilpres harga kelapa selalu anjlok. Hal ini menimbulkan kecurigaan bagi petani bahwa kelapa ini sudah menjadi komoditas politik untuk kepentingan pejabat berkonspirasi dengan pengusaha exportir.

6. Pemerintah dalam hal KPK harus meneliti para exportir karena diduga antara exportir dan buyer di luar negeri ada konspirasi harga pada saat pembukaan LC. Dimana LC dibuka dengan harga x tapi real harganya adalah y. Dimana selisih harga oleh buyer ditransfer ke rekening pribadi exportir di Singapura atau di Panama. Selisih ini bebas pajak dan negara kehilangan devisa. Bila harga turun senjata yang digunakan oleh exportir berhadapan dengan petani adalah nilai dalam LC. Permainan harga export ini mungkin diketahui oleh penentu kebijakan dan hal inilah yg mungkin menjadi dasar untuk berkonspirasi antar exportir dan pejabat.(asas praduga tak bersalah).

Petani kelapa dengan sangat memohonkan dan memintakan dan menuntut kepada pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo untuk mau mendengarkan suara petani kelapa untuk segera memerintahkan kepada menteri perdagangan dan menteri perindustrian serta Kapolri kejaksaan serta KPK untuk menyelidiki akan harga kelapa dan kopra yang tidak masuk diakal secara logis dan kecurigaan-kecurigaan petani atas permainan harga oleh para eksportir yang melakukan praktek monopoli.

Saya mengusulkan agar petani baik perorangan maupun berkelompok mendapatkan ijin mengekspor kelapa dan semua produk turunannya.

Memintakan kepada para caleg cabup dan cagub serta capres untuk sama-sama memperjuangkan nasib petani.

Memintakan kepada anggota DPRD Minut dan Propinsi Sulut serta bupati dan gubernur untuk menindaklanjuti laporan dan aspirasi petani kelapa yang sengsara saat ini. (Red)