LUHUT BINSAR PANJAITAN: PEMECAH BELAH NKRI DUA KALI GAGAL KUDETA, KENAPA ?

Home / Opini / LUHUT BINSAR PANJAITAN: PEMECAH BELAH NKRI DUA KALI GAGAL KUDETA, KENAPA ?

Pada kesempatan ini ijinkan saya menjelaskan apa yang sedang terjadi di pemerintahan. Saya berharap penjelasan ini paling tidak dapat memberikan sedikit gambaran menjelang Pilpres 2019.

Saya membaca banyak komentar di fb ini, baik yang positif maupun negatif bahkan menghujat Presiden dan pemerintahan sekarang. Tentu semua komentar miring merupakan pelanggaran hukum yang akan ditindak lanjuti sesuai hukum yg berlaku di NKRI. Berbagai macam gangguan stabilitas nasional selalu diluncurkan, upaya-upaya mengganggu ketertiban dan keamanan mereka lakukan dan tampaknya sudah tidak sabar lagi untuk muncul ke permukaan dan menggulingkan pemerintahan Joko Widodo sah secara konstitusional.

Golongan sakit hati ini merencanakan makar, tak tanggung-tanggung pihak ini rela merogoh kantong lebih dalam untuk suplai dana lebih besar agar Aksi pura-pura damai bisa sukses menggulingkan pemerintahan saat ini.

ADA 3 tiga KELOMPOK yang sangat ingin menggulingkan Joko Widodo. Adapun pihak-pihak tersebut adalah :

1) Pihak-Pihak yang “Kekeringan” tidak bisa Korupsi. Korupsi adalah budaya elit yang mendapatkan kedudukan bukan rahasia lagi, bukti korupsi membudaya di berbagai lini di negara ini dibuktikan dengan banyaknya para koruptor yang ditangkap oleh KPK mulai dari kelas teri sampai kelas kakap. Para koruptor yang rela berinvestasi besar-besaran untuk mendapatkan kursi jabatan di negeri ini, investasi besar-besaran mereka terancam gagal balik modal karena pemerintahan Joko Widodo sangat ketat dalam penggunaan dan pegawasan anggaran. Paceklik berjamaah dialami oleh kelompok ini karena aksi-aksi Jokowi menutup yang bocor, bocor dan sangat efektif untuk membuat para tikus kelaparan.

2) Orang-Orang yang Ingin membajak NKRI berdasarkan Agama. Radikalisme dan separatisme dengan alasan agama bukanlah hal baru di negeri ini, bahkan pentolan kelompok ini berani lantang tidak mengakui Pancasila yang merupakan dasar dari Negara ini. Kelompok radikal ini sudah menunjukkan upaya-upaya mereka untuk menguasai negara ini dan membuat negara ini sesuai dengan paham mereka anut, kelompok ingin sukses menguasai negara ini seperti apa yang dilakukan oleh kelompok sejenis kelompok ini yang sukses menggulingkan pemerintahan seperti Mesir dan Turki.

3) Pihak-Pihak yang takut terjerat Hukum. Seperti kita ketahui, pemerintah Jokowi melakukan bersih-bersih sembari menggencarkan pembangunan di Negara ini, dalam upaya bersih-bersih tersebut banyak orang-orang yang merasa terancam akan terjerat hukum karena mereka sudah berbuat jahat di masa lalu, mereka yang dengan rakus menghisap dana negara dengan berbagai trik untuk menumpuk kekayaan.
Manuver Jokowi membuat pihak-pihak berdosa tersebut ketar-ketir, mereka membangun koalisi jahat dan rela memberikan suplai dana besar-besaran untuk berdemo menggulingkan pemerintahan Jokowi, hanya dengan menggulingkan Jokowi-lah yang dapat menyelamatkan mereka dari jerat-jerat hukum rapat yang dibangun Joko Widodo. Menggulingkan Jokowi adalah pertaruhan besar oleh kelompok ini, hanya ada dua pilihan Jokowi tumbang atau mereka yang tumbang.

Kelompok-kelompok diatas memiliki satu tujuan utama dan mendesak yaitu menggulingkan presiden Joko Widodo, kesamaan misi ini membuat ketiga kelompok tersebut bahu membahu agar target mereka tercapai.

Membangun Konflik SARA, berikut bukti bahwa ada kelompok yang membangun opini negatif dan menancapkan kebencian terhadap Etnis, Suku, Golongan dan Agama di dunia maya banyak website yang mungkin jumlahnya menyampai angka ribuan untuk menghembus propaganda adu domba memecah belah masyarakat.

Gambar serta video adalah bukti kecil ada gerakan dan upaya yang sangat masif dan dikerjakan dengan sangat terstruktur, berita-berita hoax yang membawa rasis dan sara adalah fakta nyata yang terjadi, upaya-upaya busuk tersebut terkonfirmasi dengan adanya propaganda anti Cina yang diluncurkan dengan coretan-coretan di berbagai sosial media menjelang Aksi demo.

Pergerakan menyebarkan propaganda ini disebarkan di berbagai sosial media, bahkan banyak anggota TNI aktif sempat termakan isu penggantian Panglima ini, kekecewaan terhadap presiden terbentuk di internal TNI, kekecewaan terhadap presiden sempat diungkapkan oleh beberapa anggota TNI pada akun sosial media Facebook.

Aksi-aksi adu domba ini sudah tercium oleh Panglima TNI, sang Panglima sadar banyak masyarakat sudah termakan propaganda-propaganda ini, ulasan ini adalah untuk membuka mata kita bahwa negara ini sedang dipecah belah oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang ingin mencapai keinginan mereka.