PKP-BERDIKARI – Setelah Menteri Perdagangan Enggar menyerukan poros perdagangan Indonesia-Afrika. Kini komunitas profesional kembali memperkuat hubungan Indonesia-Afrika agar semakin berdampak luas terhadap urusan kemaslahatan umat dan kesejahteraan rakyat.
Osmar Tanjung selaku Sekjen PKPBERDIKARI, mengingatkan bahwa jauh sebelum Republik Indonesia berdiri, Nahdlatul Ulama (NU) sudah lebih awal membangun hubungan dengan Afrika dan Timur-Tengah.
“Tentu, Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang sejak awal membangun hubungan dalam khazanah Islam. Banyak Ulama Indonesia yang belajar kepada Syech di Afrika. Begitu pula sebaliknya”,papar Osmar.
Pernyataan itu memang berkaitan dengan kedekatan Prof. KH. Said Aqil Siroj dengan Grand Syekh al-Azhar Mesir Ahmad Muhamed al-Tayeb. Dalam pertemuan Maret lalu, Kiai Said mengedepankan pembangunan Islam yang damai. Atau biasa dikenal dengan “Islam Nusantara” .
“Sebagai negara dengan mayoritas Islam Sunni, Indonesia disudutkan oleh kelompok Liberal dan Radikal. Dua kelompok ini terus berupaya menyudutkan penganut Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang mengutamakan moderat (tawasuth), keseimbangan (tawazun), dan toleransi (tasamuh)” imbuh Kiai Said.
Ketika kembali ditanya melalui via telefon. Osmar Tanjung yang masih di Mesir kembali memaparkan bahwa agenda di Mesir mengemban dua tugas sekaligus. Menjalankan perintah Presiden untuk tingkatkan ekspor, terutama produksi dari Perusahaaan Negara (BUMN). Juga meneruskan amanah para Ulama Nahdlatul Ulama dengan Afrika, khususnya Mesir sebagai negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
“Nahdlatul Ulama selama ini sudah menjalin kerjasama dalam bidang Tarbiyah (Pendidikan, Keilmuan Islam). Sudah barang tentu kita bersama pemerintah mendorong kerjasama dalam bidang Al-Bai’ (Perdagangan). Sebagai tradisi memperkuat jalinan silahturahmi Indonesia-Afrika, tambah Osmar.
Secara politis, Pak Jokowi menggandeng Kiai Ma’ruf sebagai pendampingnya. Beliau (Kiai Ma’ruf) adalah representasi ulama yang ingin mengembangkan ekonomi modern berbasis Islam.
Itu menandakan hubungan ekonomi, Politik dan Budaya dengan negara Afrika dan Timur-Tengah akan semakin erat, tutup Osmar Tanjung, selaku Komisaris Independen PTPN IV.